Kuliahpendidikan.com – Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Pengertian Jagat Raya dan semua struktur pembentukan jagat raya yang terbentuk ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Bagi kalian yang ingin lebih jelas tentang jagat raya alam semesta beserta isinya. kalian bisa membaca yang sudah kami rangkumkan untuk kalian dibawah ini.
Pengertian Jagat Raya
Apa arti Jagat Raya? Sekitar tahun 700 – 600 SM, seseorang dari bangsa Babilonia yang beranggapan bahwa alam semesta atau pengertian jagat raya adalah suatu ruangan atau selungkup di mana bumi yang datar sebagai lantainya, sedangkan bintang dan langit-langit sebagai atapnya.
Namun seiring berjalannya waktu, teknologi dan ilmu pengetahuan anggapan dari orang yang berbangsa Babilonia secara bertahap menghilang dan mulai sirna.
Jagat Raya / Alam semesta adalah ruang tak terbatas di mana materi tersusun, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat Raya / Alam semesta tidak dapat diukur, dalam arti bahwa batasannya tidak diketahui dengan jelas.
Galaksi, nebula, planet, asteroid, bintang, matahari, meteor, komet, dan bulan hanyalah sebagian kecil dari materi yang ada di jagat raya semesta yang dikenal oleh manusia hidup di Bumi.
Teori Pembentukan Jagat Raya
Pernahkah kalian berpikir tentang asal usul atau proses penciptaan jagat raya / alam semesta ini? Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberi kita semua akal untuk berpikir tentang apa yang ada di bumi maupun di langit sebagai ciptaan-Nya.
Meskipun masih banyak sisi gelap dalam penciptaan jagat raya ini yang sampai sekarang umumnya tidak diketahui manusia. Berikut ini adalah penjelasan tentang berbagai jenis teori pembentukan jagat raya / alam semesta, yang meliputi:
Teori Stabil atau Teori Keadaan Tetap
Teori stabil merupakan teori yang mengatakan bahwa bentuk jagat raya / alam semesta tidak berubah sama sekali selama berabad-abad hingga saat ini.
Menurut teori keadaan tetap, alam semesta terdiri dari unsur-unsur hidrogen yang muncul dengan sendirinya. Munculnya zat lain selain hidrogen akan memerlukan waktu yang sangat lama yaitu sekitar 1000 tahun untuk membentuk sutu atom dalam satu volume ruang angkasa di alam semesta / jagat raya ini.
Teori stabil atau teori keadaan tetap ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli Astrofisika asal Inggris bernama Fred Hoyle.
Menurutnya, teori keadaan tetap alam semesta muncul dengan sendirinya yang akan menghasilkan zat-zat baru di dalamnya setiap saat.
Zat baru yang terbentuk itu dinamakan oleh Fred Hoyle sebagai galaksi. Menurut Fred Hoyle, teori keadaan tetap yang disini galaksi akan semakin menjauh dan digantikan oleh galaksi baru.
Penganut lain dari teori keadaan padat mendefinisikan bahwa bintang dan beberapa partikel alam semesta lainnya merupakan wujud zat baru.
Teori Big Bang atau Teori Dentuman Besar
Teori Big Bang (Bahasa Indonesia; teori dentuman besar / teori ledakan dahsyat). Disebut teori dentuman besar / teori ledakan dahsyat ini karena pada teori big bang, pembentukan alam semesta yang dimulai dengan ledakan alam semesta yang berkembang selama miliaran tahun lamanya.
Teori Big Bang adalah pembentukan alam semesta, di mana partikel-partikel alam semesta yang memiliki suhu dan temperatur yang sangat panas menjadi padat. Ini disebabkan oleh suhu alam semesta yang sangat ekstrem sehingga kondensasi telah terjadi sejauh ini.
Pada awal 2000-an, banyak ilmuwan yang mempelajari teori Big Bang ini yang menetapkan teori Big Bang sudah ada sejak 13 miliar tahun yang lalu, dan kepadatan partikel di alam semesta terus berlanjut hingga hari ini dan bahkan kemudian (periode waktu tidak dapat ditentukan).
Teori Big Bang merupakan teori yang paling kuat tentang asal usul alam semesta, di mana penelitian tentang asal usul alam semesta memberikan bukti-bukti yang sangat akurat.
Siapa yang menemukan teori Big Bang? – Teori Big Bang ditemukan oleh seorang ilmuwan yang mengkaji tentang kosmografi alam semesta. Ilmuwan ini berasal dari negara Belgia bernama George Lemaitre.
George menemukan teori big bang berdasarkan hukum relativitas Albert Einsten, yang terkait dengan hukum homogenitas dan isotropi pergerakan ruang.
Kemudian, pengamatan teori Big Bang ini dilanjutkan pada tahun 1929 oleh Edwin Hubble dan Alexander Friedmann seorang astronom Amerika Serikat.
Pengamatan terus-menerus telah menunjukkan bahwa teori bahwa jarak antara partikel di alam semesta begitu jauh dengan ukuran kecepatan cahaya dan partikel tersebut akan selalu bergerak yang memperkuat hukum teori Big Bang.
Pergerakan antar partikel galaksi memiliki kecepatan yang berbeda. Seperti pada kelompok bintang yang semakin jauh dari bumi, maka akan semakin cepat gerakannya.
Perbedaan kecepatan pergerakan partikel di alam semesta menyebabkan tabrakan hingga meledak dengan mengeluarkan suara dentuman besar, dari hal inilah teori pembentukan alam semesta yang disebut dengan teori Big Bang terjadi.
Teori Mengembang dan Memampat atau Teori Ekspansi
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan kontraksi. Menurut teori ini, jagat raya awalnya terbentuk karena adanya reaksi inti hidrogen yang mengembang yang muncul karena suhu ekstrem di ruang alam semesta.
Zat hidrogen yang mengembang berasal sekitar 30 miliar tahun yang lalu sebelum akhirnya membentuk galaksi dan juga partikel-partikel di alam semesta seperti saat ini.
Reaksi inti hidrogen yang mengembang dan memampat tersebut berlangsung secara terus menerus yang membuatnya menjadi asal mula teori mengembang / teori ekspansi ini terjadi. Namun, teori ekspansi ini masih belum diketahui secara jelas siapa ahli alam semesta yang menemukan teori ini.
Tetapi karena suhu dingin alam semesta sangat luar biasa, partikel-partikel alam semesta tidak selalu mengambang, tetapi terkadang juga memudar. Hal inilah yang menjadikannya bahwa teori ini tidak cocok bila digunakan sebagai dasar untuk teori pembentukan alam semesta.
Teori Kuantum
Teori kuantum ditemukan pada tahun 1966 oleh William Lane Craig, seorang ahli Astrofisika. Isi dari teori kuantum ini adalah bahwa alam semesta bersifat abadi.
William Lane Craig percaya bahwa alam semesta telah ada dan terjadi sejak lama dengan sendirinya dan akan selalu ada, dan tidak ada material-material sebagai pembentuk alam semesta di dalam dirinya.
Teori Kabut atau Teori Nebula
Teori kabut atau nebula ditemukan pada 1775 oleh Immanuel Kant, seorang ahli astrofisika. Teori kebut sebelumnya ditemukan oleh Simon De Laplace, seorang ahli astrofisika asal Perancis.
Teori kabut terdiri dari hidrogen, helium, dan debu angkasa yang kemudian melakukan rotasi dengan kecepatan sangat lambat.
Helium, hidrogen, dan debu ruang angkasa akan mulai berkurang karena tekanan suhu dan temperatur yang ada di alam semesta sangat rendah. Efek penyusutan ini mengarah pada pembentukan cakram datar dan ada sebuah bintang di tengahnya.
Fenomena ini sejalan dengan pengertian galaksi Bima Sakti bahwa matahari berperan sebagai bintang di pusatnya.
Cakram ini berputar terus menerus sesuai dengan revolusi planet galaksi bima sakti.
Dengan teori yang dapat diterima secara logis inilah teori nebula / teori kabut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Teori Protoplanet
Teori protoplanet ini bermula sejak 5 miliar tahun lalu. Menurut teori ini, alam semesta terdiri dari sekelompok gas dan debu yang tersebar di ruang angkasa.
Teori protoplanet berasal dari partikel gas dan debu yang tersumbat. Proses penyumbatan partikel gas dan debu ini terseret ke arah bintang karena adanya gaya gravitasi bintang. Kemudian berputar di sekitar bintang dan akhirnya disebutlah planet.
Siapa penemu teori protoplanet? – Teori protoplanet ditemukan oleh Carl von Weizsaeker, seorang ahli Astronomi asal Jerman pada tahun 1940-an. Teori protoplanet dikembangkan atau dilanjutkan oleh P. Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekar.
Teori Planetesimal
Teori planetesimal ditemukan pada tahun 1911 oleh Chamberlein dan F. R. Moulton, dua ahli astrofisika asal Amerika Serikat.
Teori ini mengatakan bahwa matahari sebagai bintang yang bertemu dengan bintang lainnya. Karena itu, terjadilah efek saling tarik menarik yang disebabkan oleh gaya gravitasi masing-masing bintang.
Fenomena tarik menarik antara gravitasi bintang ini menyebabkan partikel bintang tertarik keluar dan kemudian membentuk partikel baru di alam semesta. Partikel-partikel inilah yang membentuk sebuah planet.
Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar ditemukan pada tahun 1930. Namun, belum jelas siapa ilmuwan yang menemukan teori bintang kembar itu.
Teori pembentukan alam semesta / jagat raya ini yang disebut teori bintang kembar, mengatakan bahwa alam semesta tercipta akibat tabrakan satu bintang dengan bintang lainnya, di mana salah satu bintang akhirnya meledak. Gaya gravitasi bintang ini mempengaruhi partikel-partikel baru yang dihasilkan dari tabrakan antara bintang-bintang tersebut.
Gaya gravitasi bintang menyebabkan munculnya partikel-partikel dan bergerak di sekitar bintang yang belum tersentuh karena efek tabrakan bintang. Kemudian partikel-partikel tersebut akhirnya disebut sebagai bagian dari cirri-ciri planet ini.
Teori Kondensasi
Teori kondensasi adalah pembentukan alam semesta karena bola kabut raksasa yang berevolusi membentuk cakram dengan bola gas di tengahnya. Teori kondensasi ini ditemukan oleh seorang astronom Belanda bernama Gerard Peter Kuiper.
Teori Pasang Surut
Teori pasang surut adalah teori tentang pembentukan alam semesta dari bola gas panas, yang mendingin karena tekanan suhu dan temperatur yang sangat dingin di ruang angkasa. Pendinginan bola gas tersebut yang kemudian menyusut dan terbagi menjadi beberapa keping yang disebut dengan planet.
Apa itu Jagat Raya?
Sekitar tahun 700 – 600 SM, seseorang dari bangsa Babilonia yang beranggapan bahwa alam semesta atau pengertian jagat raya adalah suatu ruangan atau selungkup di mana bumi yang datar sebagai lantainya, sedangkan bintang dan langit-langit sebagai atapnya.
Apa itu Teori Big Bang?
Teori Big Bang (Bahasa Indonesia; teori dentuman besar / teori ledakan dahsyat). Disebut teori dentuman besar / teori ledakan dahsyat ini karena pada teori big bang, pembentukan alam semesta yang dimulai dengan ledakan alam semesta yang berkembang selama miliaran tahun lamanya.
Siapa yang Menemukan Teori Big Bang?
Teori Big Bang ditemukan oleh seorang ilmuwan yang mengkaji tentang kosmografi alam semesta. Ilmuwan ini berasal dari negara Belgia bernama Georges Lemaitre.
George menemukan teori big bang berdasarkan hukum relativitas Albert Einsten, yang terkait dengan hukum homogenitas dan isotropi pergerakan ruang.
Kemudian, pengamatan teori Big Bang ini dilanjutkan pada tahun 1929 oleh Edwin Hubble dan Alexander Friedmann.
Pengamatan terus-menerus telah menunjukkan bahwa teori bahwa jarak antara partikel di alam semesta begitu jauh dengan ukuran kecepatan cahaya dan partikel tersebut akan selalu bergerak yang memperkuat hukum teori Big Bang.
Apa itu Teori kuantum?
Teori kuantum ditemukan pada tahun 1966 oleh William Lane Craig, seorang ahli Astrofisika. Isi dari teori kuantum ini adalah bahwa alam semesta bersifat abadi.
William Lane Craig percaya bahwa alam semesta telah ada dan terjadi sejak lama dengan sendirinya dan akan selalu ada, dan tidak ada material-material sebagai pembentuk alam semesta di dalam dirinya.
Demikianlah penjelasan tentang Pengertian Jagat Raya yang sudah dijelaskan diatas, semoga dapat berguna dan juga bermanfaat untuk kalian semuanya. Terima Kasih